6 Oktober 2010

Backup Database Di SQL Server

. 6 Oktober 2010
0 komentar

Dalam membackup database ada beberapa cara yang pertama ( http://itasa-ok.blogspot.com/2010/02/backup-database-di-sql-server-2000.html) sudah di bahas cara kedua adalah dengan mencopi file mdl dan lognya sebuah databasenya, dengan cara sebagai berikut :
  1. Tentukan database yang akan anda Backup
  2. Aktipkan windows explore untuk mencari data mdl dan log dari database yang akan di backup
  3. Dengan ciri nama filenya sama atau hampir sama dengan nama databasenya contohnya Tokobuku_Data (ex mdl) dan Tokobuku_Log
  4. Tentukan posisi dimana file MDL dari database yang akan di backup untuk mengetahui sebagai berikut :
           
             Klik kanan di database yang akan anda backup akan tampil tampilan diatas pilih properties maka    akan menampilkan windows sebagai berikut :
Pilih data Files dan ada lebarankan kolom Location, maka akan kelihatan lokasi file mdl dari database yang akan di Backup
Dengan catatan jika ingin mngkopi filenya jangan lupa kondisi server dalam keadaan OFF yaitu dengan cara anda cari di sebelah bawah kanan computer anda silahkan cari gambar yang dilingkari :

Silahkan klik dua kali maka akan tampil sebagai berikut :

Silahkan klik di tombol merah (Stop), kemudian anda silhkan kopi file yang  diinginkan, dan faste di folder yang sudah anda siapkan terlebih dahulu.

Untuk mengaktipkan file yang di kopi dengan cara sebagai berikut :
  1. Klik kanan di database, sehungga akan tampil sebagai berikut

  1. Pilih  All Tasks kemudian Attach Database, kemudian akan tampil sebagai berikut


 Silahkan gambar yang di lingkari ini akan menuntun dimana file database yang akan di aktipkan lagi, terakhir klik Ok.

Selamat mencoba….

Klik disini untuk melanjutkan »»

4 Oktober 2010

Awal Belajar Java dengan mengunakan Database di Netbeans

. 4 Oktober 2010
0 komentar

SOFTWARE
Tahap Penginstalan :
  • Download Master Netbeans 6.9.1-ML-Windows di www.Netbeans.com atau situs-situs yang lainnya
  • Download JDK di www.Netbeans.com atau situs-situs yang lainnya
  • Dalam menginstlanya JDK di instal terlebih dahulu baru Netbeans Instal MYSQL

PENGATURAN WINDOWS
Pengaturan ClassPath
  • Control Panel -->System pilih system propertise
  • Pada system variabel, tekan tombol new
  • Pada jendela New System variabel, memasukan nama variabel pada isian variable name(CLASSPATH), lalu isi variabelnya pada isian variable value (c:\libku\mysql-con-bin.jar;%CLASSPATH%)
Membuat Library
  • Kopi File mysql-connector-java-5.1-bin.jar
  • Memasukan library Manager dengan jendela library di netbeens à Tool àLibraries
  • Dalam jendela Library Manager, klik tombol new Library sehingga muncul New Library                   Library Name(KoneksiMySql), Library type(Class Libraries)
  • Mengisi kelas yang akan dimasukan, dengan cara, masih di Library manager click Add Jar/Folder, sehingga muncul jendela browser jar/folder, pilih file mysql-connector-java yang sudah di siapkan, klik add JAR/Folder sehingga kelas tersebut masuk dalam librari yang sedang dibuat dan kemudian klik tombol OK

PENGATURAN NETBEANS
Memasang Library Pada Project
Library belum berarti apa-apa tanpa adanya Project yang mengunakannya, sehingga setiap project perlu dihubungkan dengan librari tersebut jika ingin memanfaat kelas-kelas yang di simpannya, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Buka Project anda, kalau belum buat project, File à New Project, sehingga muncul jendela New Project. Dalam  kotak Categories pilih Java. Dalam kotak Project pilih Java Aplication. Klik tombol Next sehingga muncul jendela New Java Aplication. Isikan Lat1 dalam kotak isian Project Name, lalu klik Finish.
  • Klik kanan Project à Properties, sehingga muncul jendela Project Properties
 Memasang Library Pada Project
      Dalam jendela Project Properties, pada kotak Categories pilih libraries. Pada sebelah kanan, klik tombol Add Library, sehingga muncul jendela Add Library, cari koneksimysql yang di buat tadi, klik Add library, kemudian klik OK pada jendela Properties

Cek Library Dengan Program
package bab01;
public class Main {
    public static void main(String[] args) {
        // TODO code application logic here
        try {
            Class.forName("com.mysql.jdbc.Driver");            
            System.out.println("driver terpasang dengan baik");}
       catch(ClassNotFoundException e) {
            System.out.println(
               "jdbc.Driver tidak ditemukan"); }
    }
  }

KONEKSI KE DATABASE
UNTUK ACCESS
Untuk koneksi ke acces kita menggunakan bantuan DSN Langkahnya sebagai berikut :
  • Buat data source ODBC, dari control Panel à Administrative tool à data source (ODBC), sehingga muncul jendela ODBC Data Source Administrator
  • Dari jendela ODBC Administrator, klik tombol Add, sehingga muncul jendela Create New Data Source. Pilih Microsoft Access Driver (*.mdb), klik finis, sehingga muncul jendela ODBC Microsoft Access Setup.
  • Pada Jendela ODBC Microsoft Access Setup, klik tombol select (pada groupbox Database) selanjutnya cari nama fle database access yang ingin kita gunakan, dan diakhiri klik OK

Contoh Program
package access;
 import java.sql.*;
public class Main {
public static void main(String[] args) {
        // TODO code application logic here
         Connection conn;
     try {
      //Daftarkan driver jdbc yang akan di gunakan
       Class.forName("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver");
       //Buat koneksi ke DSN
        conn=DriverManager.getConnection("jdbc:odbc:herbal");
        System.out.println("Koneksi Acces Sukses");        }
       catch(Exception e){
           System.out.println("Koneksi Acces Gagal :"+ e.getMessage());}
}}
}}

  • Blok try berisi kode untuk dijalankan, dan blok catch berisi kode untuk dijalankan jika terjadi kesalahan.
  • Penggunaan try-catch untuk penanganan error langsung. Sedangkan pada class Fungsi try-catch digunakan untuk membuat custom message errornya kemudian di throws ke bagian program lain yang memanggilnya. . Nah pesan error ini tentunya bisa ditampilkan dalam bentuk messagebox (swing).

Klik disini untuk melanjutkan »»

21 Juni 2010

Jawaban Sebuah Pertanyaan Text Dalam MSfleqgrid

. 21 Juni 2010
0 komentar

Yang kita ketahui bersama bahwasannya di dalam membuat program tidak ada yang tidak mungkin tergantung kita sebagai programer bisa mengakali atau logika kita. Ini saya buatkan sebuah program kecil "bagaimana menginput lewat fasilitas MSFLEQGRID". silahkan download di berkas download, selamat mencoba.

Klik disini untuk melanjutkan »»

18 Mei 2010

Barcode

. 18 Mei 2010
0 komentar

Membuat Barcode

Bagi Anda yang pernah bekerja pada perpustakaan ataupun pertokoan retail maka pasti sudah tidak asing dengan apa yang disebut Barcode. Barcode ini sebenarnya adalah sebuah tulisan juga, hanya saja huruf yang digunakan berupa deretan simbol garis yang memiliki makna tertentu tergantung dari jenis barcode yang digunakan.
Pada perpustakaan, barcode biasanya ditempelkan di kover muka, dibelakang atau disisi punggung koleksi. Barcode ini biasanya berisi No identifikasi dari koleksi seperti No Induk, No Inventaris atau No Kendali. Mengenai apa itu barcode dan jenisnya akan saya coba jelaskan pada tulisan saya yang lain.

Bagaimana membuat Barcode
Barcode dapat Anda buat dengan menggunakan bantuan sebuah software grafis seperti Corel Draw. Selain itu Anda juga dapat mendownload font barcode gratis dari internet (atau membelinya) dan kemudian font tersebut dapat digunakan bersama editor kesayangan Anda. Kalau masih ingin yang lebih mudah lagi, silahkan download saja aplikasi barcode generator yang dapat diperoleh gratis dari internet. Coba gunakan Google atau Yahoo Search Engine untuk membantu mempercepat penelusuran lokasi download aplikasi tersebut. Salah satu aplikasi dari barcode generator adalah Barcode97. Aplikasi ini cukup ringan, kecil dan tidak membutuhkan instalasi dan yang terpenting adalah gratis (halal dan thoyibah).

Bagaimana menggunakannya ? gampang saja, cukup ketik kalimat/kata yang hendak diterjemahkan jadi barcode dan kemudian pilih tipe barcode apa yang hendak Anda generate. Selanjutnya, tekan tombol Copy untuk mengcopy gambar barcode yang tercipta kedalam ClipBoard dan kemudian mem-paste gambar tersebut ke editor Anda. Alternatif lain adalah dengan menekan tombol Save As yang akan menyimpan gambar Barcode tersebut menjadi bentuk file gambar. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan format ukuran gambar barcode yang dapat diubah-2 dalam satuan pixel.
Jika Anda seorang yang memiliki kemampuan programming maka Anda sebenarnya tidak perlu repot-2 dengan aplikasi ini karena Anda dapat menciptakan suatu program generator barcode sendiri yang lebih mudah dan fleksibel sesuai kebutuhan. Pada kebutuhan dikantor, penulis juga membuat sebuah program barcode plus label generator yang mampu mengenerate barcode serta label buku dalam hitungan detik walau jumlahnya banyak sekalipun. Selanjutnya tinggal cetak diatas kertas stiker dan serahkan pada teman-2 dipengolahan untuk ditempel. Asyiknya lagi, aplikasi ini terintegrasi dengan SIM Perpustakaan yang juga dibuat oleh penulis.
barcode generator ku

Klik disini untuk melanjutkan »»

Buat blog

.
0 komentar

Adi Suryono dalam proses belajar membuat blog harusnya kita tidak patang menyerah. Karena ilmu yang selalu melekat adalah ilmu dari kejadian yang kita alami. Jangan takut untuk mencoba dan mencoba, tidak ada cara lain dalam proses menjadi seorang programer dengan coding. sebagai leteratur silahkan klik disini http://www.fatihsyuhud.com/tutorial-blog/ , http://kolom-tutorial.blogspot.com  dan sebagainya

Klik disini untuk melanjutkan »»

13 Mei 2010

PUBLIC KEY INFRASTRUCTURE

. 13 Mei 2010
0 komentar

Sumber utama: C. Adams, and S. Lloyd, Understanding Public-Key Infrastructure: Concepts, Standards, and Deployment Considerations, (Indianapolis, Macmillan Technical Publishing: 2000)

E-Commerce: lebih pada aspek keterhubungan external dari sebuah perusahaan. Umumnya suatu transaksi perniagaan sifatnya rahasia (untuk kepentingan-kepentingan tertentu, misalnya pada perpajakan sifatnya terbuka). Padahal Internet tidak aman.
Dalam kriptografi, Public Key Infrastructure (PKI) adalah sebuah cara untuk otentikasi, pengamanan data dan perangkat anti sangkal. Secara teknis, PKI adalah implementasi dari berbagai teknik kriptografi yang bertujuan untuk mengamankan data, memastikan keaslian data maupun pengirimnya dan mencegah penyangkalan.
Teknik-teknik kriptografi yang digunakan antara lain: - fungsi hash, - algoritma enkripsi simetrik, dan - algoritma enkripsi asimetrik. Fungsi hash akan digunakan bersama dengan algoritma enkripsi asimetrik dalam bentuk tanda tangan digital untuk memastikan integritas dan keaslian berita/data berikut pengirimnya. Algoritma enkripsi simetrik digunakan untuk mengamankan data dengan cara enkripsi. Dalam PKI penggunaan algoritma enkripsi simetrik tidak langsung didefinisikan tetapi telah diimplementasikan oleh berbagai perangat lunak. Secara garis besar PKI diwujudkan dalam bentuk kolaborasi antar komponen-komponennya.
Komponen-komponen PKI antara lain: - Subscriber, - Certification Authority (CA), - Registration Authority (RA), - Sertifikat Digital. Secara praktis wujud PKI adalah penggunaan sertifikat digital. Sertifikat digital adalah sebuah file komputer yang berisi data-data tentang sebuah public key, pemiliknya (subscriber atau CA), CA yang menerbitkannya dan masa berlakunya.
PKI telah diimplementasikan dengan berbagai aplikasi seperti S/MIME, HTTPS, VPN, dll. Anda dapat melihat fitur S/MIME pada software email yang terkenal seperti Outlook Express, Mozilla Mail/Thunderbird, dan Evolution.

Public Key Infrastructure (PKI)

“infrastruktur sekuriti yang diimplementasikan menggunakan konsep dan teknik kriptografi kuni publik”.

Entitas PKI

Menurut RFC 2510 tentang manajemen sertifikat, dalam sebuah model public key infrastructure terdapat beberapa entitas:
                        1.      Subject atau subscriber
                        2.      Certification Authority (CA)
                        3.      Registration Authority (RA)
                        4.      Certificate Repository
                        5.      Relying Party
1

Certification Authority

Certification Authority (CA) ada sebuah lembaga yang bertugas untuk mensertifikasi jati diri subscriber / subject agar subscriber itu bisa dikenali di dunia digital, dengan menerbitkan sertifikat digital untuk tiap subscribernya.
Tentunya, CA harus merupakan entitas yang independen dan terpercaya (trusted third party).
Untuk memberikan gambaran bagaimana CA bekerja, kita ambil contoh bagaimana cara sebuah perusahaan meminta SSL. Perusahaan itu perlu menunjukkan kepada CA dua lembar surat, yakni surat ijin usaha dan surat izin penggunaan suatu domain name tertentu. Barulah setelah memeriksa keabsahan kedua dokumen tersebut, CA menerbitkan sertifikat digital SSL untuk perusahaan yang bersangkutan.
CA-internal di sebuah perusahaan bisa saja mengeluarkan digital ID buat pegawainya, untuk keluar masuk ruangan (access control card).

Registration Authority

Registration authority (RA) bertanggung jawab untuk melakukan proses identifikasi dan otentikasi terhadap subscriber dari sertifikat digital, tetapi tidak menandatangani sertifikat itu. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali dokumen yang diperiksa namun ditandatangani oleh orang yang berbeda.
Adanya sebuah RA dalam PKI memang sifatnya optional (tidak harus ada), karena memang RA hanya menjalankan beberapa tugas yang didelegasikan oleh CA jika CA tidak sanggup melakukannya. Artinya, bisa saja dalam suatu skenario tertentu, seluruh tugas RA berada dalam CA. Menurut Adams dan Lloyd, tugas-tugas RA dapat mencakup :
·    Otentikasi calon subscriber secara fisik
·    Registrasi calon subscriber
·    Membuat pasangan key untuk subscriber (jika subscriber tidak sanggup membuat sendiri pasangan kuncinya).
·    Membuat backup dari kunci privat yang dipergunakan untuk enkripsi (key recovery)
·    Pelaporan kalau ada sertifikat yang dicabut (revocation reporting)

Certificate Repository

Anto dapat menyerahkan sertifikat digitalnya kepada orang lain yang ingin berkomunikasi dengan aman dengan Anto. Teknik penyerahan sertifikat digital oleh pribadi ini disebut dengan istilah private dissemination. Tapi, teknik ini memiliki beberapa kekurangan:
1.   Teknik ini hanya bisa untuk PKI dengan user dalam jumlah kecil. Artinya scalability-nya rendah, karena penyebaran informasinya tidak ‘meluas’.
2.   Umumnya tidak sesuai dengan struktur perusahaan pada umumnya, yang cenderung sifatnya centralized/hierarchial, ketimbang user-centric.


Cara lain Badu mendapatkan sertifikat digital Anto?
Sebuah tempat penyimpanan (repository) on-line untuk sertifkat digital dibutuhkan dalam PKI. Repository ini juga berguna untuk menyimpan daftar sertifikat yang dibatalkan/CRL (yang tidak berlaku sebelum masa berlakunya habis). Beberapa contoh yang masuk kategori repository mencakup: LDAP, X.500, OCSP Responder, database, dsb.

Relying Party

Relying party adalah pihak yang mempercayai keberadaan dan keabsahan suatu sertifikat digital.


Model-model Jaringan Kepercayaan

Konsep Certification Path

Certification path adalah (penelusuran) rantai sertifikasi dari root CA ke subscriber, dimana di antara keduanya bisa ada beberapa CA lain.

Jadi, dalam kasus ini, certification path-nya adalah:
Sertifikat P.T. Jaya Makmur    à    Sertifikat IndoSign    à    Sertifikat ISETO
Perhatikan bahwa sertifikat digital dari root CA selalu ditandatangani oleh dirinya sendiri (self signed certificate).

Cross-Certification

Di dunia cyber, seperti layaknya di dunia nyata sehari-hari, akan terdapat banyak pemegang kewenangan (otoritas) yang memberikan sertifikasi, surat izin, tanda pengenal, dan sebagainya. Artinya, pasti akan ada banyak CA di dunia ini.
Namun tidak perlu dipungkiri, bahwa kebutuhan akan pengakuan keabsahan seorang subscriber dari domain CA yang lain, akan terjadi dalam suatu transaksi. Mungkin tidak bisa karena karena tidak ada ‘trust’ antara kedua domain yang berbeda itu.

Untuk membuat hubungan kepercayaan antara kedua domain tersebut, maka kedua CA tersebut saling menandatangani sertifikat yang lain. Selain sertifikat digital yang self-signed, setiap CA juga memiliki sertifikat digital yang ditandatangani CA dari domain yang lain.
Jika dilakukan full cross certification, maka untuk 5 CA saja, akan diperlukan 4 + 3 + 2 + 1 = 10 cross certification.

Single-hub cross-certification: Dalam skenario ini, ada sebuah CA yang dijadikan rujukan, dimana CA-CA lain melakukan cross-ceritificaiton dengan CA rujukan.

Cross-Registration

Dalam kasus ini, sebuah domain cukup menyimpan root certificate dari domain yang lain ke dalam repository-nya. Sehingga, jika seorang relying party sedang menelusuri certification path seorang subscriber dari domain CA yang lain, dia akan menemukan root certificate domain CA yang lain itu di repository lokal.

Hirarkis

Cross certification biasanya dilakukan oleh CA-CA yang pada awalnya berdiri sendiri-sendiri, namun baru merasakan kebutuhan akan perlunya hubungan antar domain pada belakang hari.
Jika pada awalnya sudah dirasakan kebutuhan untuk hubungan antar domain, maka sebuah struktur baku yang hirarkis dapat menjadi model yang baik. Bahkan pada umumnya, model hubungan yang hirarkis diinisiasi / dimulai oleh sebuah root CA yang memiliki inisiatif untuk membangun sebuah hierarchial trust tree.
 

Setiap subscriber yang berada dalam tree, hanya perlu memiliki root certificate saja untuk berkomunikasi dengan siapapun dalam tree.
Pola ini juga dianggap paling cocok dengan struktur perusahaan, sehingga pola ini banyak dipakai dalam bisnis.
Banyak trust network yang kita kenal menggunakan model hirarkis, seperti: ISETO/WISEkey, Identrus, Verisign, Baltimore OmniRoot (CyberTrust), dsb.
Browser dan e-mail client seperti Microsoft Internet Explorer dan Netscape Navigator juga menggunakan varian dari pola hirarkis ini, hanya saja tidak menggunakan CRL. Pola jaringan kepercayaan hirarkis pada browser dan e-mail dikenal dengan istilah web-model.

User-centric Web of Trust

Ada beberapa jenis trust network yang sangat terdistribusi, bahkan proses sertifikasi dari kunci publik tidak dilakukan oleh CA, melainkan oleh end-entity.
Sebagai contoh dalam web of trust PGP (Pretty Good Privacy), Joni (J) dapat berkomunikasi dengan Emir (E) karena jalur ‘kepercayaan mereka’ melalui Anto (A). Secara teknis, jika A dan J saling mempercayai kunci publik-nya satu sama lain, maka jika A menandatangani kunci publik E, maka J boleh jadi akan mempercayai E. Perhatikan bahwa tidak ada koordinasi sentral dari pola jenis ini.


Besarnya web of trust juga tidak menjamin bahwa Indra (I) dapat berkomunikasi dengan Deddy (D), karena certification path-nya sudah terlalu jauh. Artinya, semakin panjang certification path-nya, tingkat kepercayaannya juga semakin menurun.

Direct End-Entity Trust

Dalam kasus seperti ini, bisa saja terjadi direct end-entity trust, dimana mereka saling mempertukarkan sertifikat digital mereka masing-masing satu sama lain.
Karena domain tempat mereka tidak ada hubungan apa-apa, maka segala transaksi yang terjadi antara Anto dengan Encik Badrul, sepenuhnya bukan tanggung jawab CA manapun, melainkan pertanggungjawaban pribadi Anto dan Encik Badrul.

Certificate Policy & Certificate Practice Statement

Tingkat kepercayaan seorang relying-party terhadap sebuah sertifikat digital tergantung pada beberapa faktor:
·    Cara atau metodologi CA dalam mengotentikasi calon subscriber saat registrasi
·    Kebijakan CA, prosedure operasional CA dan manajemen keamanan yang diterapkan dalam  CA
·    Kejelasan mengenai hak dan kewajiban subscriber
·    Kejelasan mengenai hak dan kewajiban subscriber CA, termasuk tanggung jawab dan batas kerugian yang bisa ditanggung CA dan sebagainya

Certificate Policy


Menurut standar RFC 2527, certificate policy adalah
“sekumpulan aturan yang menjelaskan bagaimana sebuah sertifikat itu diberlakukan pada suatu komunitas tertentu atau pada jenis transaksi/aplikasi tertentu, dengan suatu tingkat keamanan yang sederajat. “
Contoh, sebuah certificate policy bisa saja menunjukkan bagaimana sertifikat digital bisa dipakai dalam transaksi EDI dengan suatu batas nilai transaksi tertentu.
Dengan ada certificate policy, seorang relying party dapat menentukan apakah sebuah sertifikat (yang dapat mengikat sang relying party) cukup dapat dipercaya untuk dipakai mengamankan suatu jenis transaksi tertentu.
Untuk memberikan sebuah gambaran mengenai certificate policy, kita ambil contoh mengenai IATA. Certification Authority (CA) dari IATA akan membuat certificate policy untuk sertifikat-sertifikat digital yang diterbitkan dalam domain CA IATA. IATA bisa mendefinisikan 2 macam certificate policy:
1.      General purpose
      Sebuah sertifikat digital yang memiliki policy “general purpose”, hanya bisa dipergunaka`n untuk keperluan rutin seperti e-mail, delivery order, cargo tracking, dan sebagainya. Batas ambang asuransinya juga tidak besar. Biasanya, cara mendapatkan sertifikat digital jenis ini cukup mudah, dimana seorang pegawai cukup mendaftarkan diri lewat web, dan mendapatkan sertifikat digital secara on-line. Bahkan, sang pegawai tidak perlu bertatap muka dengan RA. Syarat keamanan penyimpanan kunci privatnya pun rendah, cukup diletakkan di disket saja.
2.      Commercial grade
      Sedangkan sertifikat dengan policy “commercial grade” dipergunakan untuk transaksi-transaksi high security, seperti kontrak dengan supplier, fund-transfer antar bank, dan penjualan tiket pesawat on-line. Dalam kasus ini, mungkin subscriber harus menampilkan tanda pengenal di depan RA langsung sebelum menandatangani kontrak penggunaakn sertifikat digital. Penyimpanan kunci privatnya pun mungkin diharuskan menggunakan smartcard. Tentunya batas ambang transaksinya pun jauh lebih tinggi dan memiliki asuransi ganti rugi yang lebih baik juga.

Tingkat kepercayaan terhadap sertifikat

Tingkat keabsahan sertifikat digital sebenarnya tidak sama. Sebagai contoh, dalam Verisign Trust Network (VTN) ada beberapa kelas sertifikat. Cara mendapatkan sertifikat yang berbeda kelas, tidaklah sama. Disini juga berarti bahwa untuk setiap kelas, memiliki certificate policy yang berbeda-beda.
Ada sertifikat yang diberikan secara gratis. Sertifikat jenis ini (class 1) hanya bisa dipakai untuk menunjukkan bahwa X adalah X. Namun, ada juga sertifikat yang mahal sekali yang harganya mencapai ratusan dolar (misalnya class 4 certificate). Untuk mendapatkan sertifikat jenis ini, sebuah perusahaan harus menunjukkan akta perusahaan, surat izin usaha dan surat izin penggunaan domain name. Secara fisik, harus hadir di CA utk mendaftar.
Kesimpulan yang kita bisa tarik di sini adalah certificate policy atau level sertifikat menunjukkan “trustworthiness” dari suatu subscriber.

Certification Practice Statement

Deskripsi yang lebih detail dari praktek operasional yang dilakukan oleh CA dalam registrasi calon subscriber, menerbitkan sertifikat, dan mencabut sertifikat (dengan kata lain memanage life-cycle sertifikat digital) tercantum dalam Certification Practice Statement (CPS).
Menurut panduan tanda tangan digital dari American Bar Association (ABA), CPS adalah “a statement of the practices which a certification authority employs in issuing certificates.”

Sebenarnya, CPS tidak hanya saja dapat berupa statement dari CA saja. Sebuah CPS juga bisa terdiri beberapa dokumen yang mencakup hukum publik, hukum privat dan pernyataan sepihak. Kepatuhan pada regulasi dari pemerintah mengenai syarat sebuah CA yang berlisensi juga dapat dijadikan salah satu bagian dari CPS. Kemudian, CPS juga bisa menjadi bagian dari kontrak antara CA dengan subscriber.
Kewajiban CA terhadap relying party juga dapat diletakkan di dalam  CPS. Meskipun relying party tidak terlibat ‘kontrak’ antara CA dengan subscriber, namun relying party dapat melihat hak-haknya yang tercantum dalam CPS. Menurut RFC 2527, disarankan agar CPS dirujuk dari sertifikat digital (incorporation by reference) agar relying party dapat membaca CPS tersebut.

Klik disini untuk melanjutkan »»

3 Mei 2010

Dasar Pemrograman Visual Basic

. 3 Mei 2010
0 komentar

Pengenalan Visual Basic

Visual Basic adalah salah suatu development tools untuk  membangun aplikasi dalam lingkungan Windows. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk  merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan untuk kodingnya menggunakan dialek bahasa Basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual Basic telah menjadi tools yang terkenal bagi para pemula maupun para developer dalam pengembangan aplikasi skala kecil sampai ke skala besar.

Dalam lingkungan Window's User-interface sangat memegang peranan penting, karena dalam pemakaian aplikasi  yang kita buat, pemakai senantiasa berinteraksi dengan User- interface tanpa menyadari bahwa dibelakangnya berjalan instruksi-instruksi program yang mendukung tampilan dan proses yang dilakukan.

Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukkan user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani kejadian-kejadian (event). Tahap pengembangan aplikasi demikian dikenal dengan istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan  Bottom Up.

IDE Visual Basic

Langkah awal dari belajar Visual Basic adalah mengenal IDE (Integrated Developement Environment) Visual Basic yang merupakan Lingkungan Pengembangan Terpadu bagi programmer dalam mengembangkan aplikasinya. Dengan menggunakan IDE
programmer dapat membuat user interface, melakukan koding, melakukan testing dan debuging serta menkompilasi program menjadi executable. Penguasaan yang baik akan
IDE akan sangat membantu programmer dalam mengefektifkan tugas-tugasnya sehingga dapat bekerja dengan efisien.

Menjalankan IDE

Salah satu cara untuk mengaktifkan IDE Visual Basic adalah menjalankannya dari Menu Start, pilih menu Command, dan pilih Microsoft Visual Basic 6.0 dan akhirnya Microsoft Visual Basic 6.0.


 


Gambar 1-1. Mengaktifkan IDE Visual Basic 6.0

untuk lebih lanjut silahkan download file. Klik di Berkas Download

Klik disini untuk melanjutkan »»